Fenomena penyalahgunaan Narkoba menjadi pembicaraan semua pihak,
khususnya orang tua. Perang terhadap Narkoba telah dikumandangkan. Orang
tua menjadi sangat khawatir dengan pergaulan anak-anaknya. Kekhawatiran
ini membuat para orang tua atau pihak yang merasa bertanggung jawab
terhadap masa depan remaja dan pemuda mulai mendirikan LSM anti Narkoba
dan panti rehabilitasi untuk ketergantungan Narkoba. Seminar, sarasehan,
kelompok studi tentang narkoba dan penanggulangannya sudah sangat
banyak dilakukan, termasuk melatih dan merekrut sejumlah orang untuk
menjadi tenaga penyuluhan untuk memerangi Narkoba. Di pihak lain,
pengedar tampaknya semakin menjadi-jadi, bahkan mengedarkan narkoba
sampai kepada pelajar SD.
Anak kita terperangkap penyalahgunaan Narkoba tentu saja tidak terlepas
dari masalah yang mendorongnya, seperti terpengaruh teman sebaya atau
lingkungan di mana dia bergaul atau karena tidak harmonisnya hubungan
antara anak dan orang tua sehingga si anak melakukan pelarian dengan
mengkonsumsi Narkoba.
Bagi remaja, hubungan teman sebaya meluas dan menduduki peran utama pada
kehidupan mereka. Teman sebaya secara tipikal menggantikan peran
keluarga sebagai hal utama untuk sosialisasi dan aktivitas waktu luang.
Remaja memiliki hubungan teman sebaya yang bervariasi dan membuat norma
dan system nilai yang berbeda. Faktor resiko teman sebaya dapat
digambarkan sebagai berikut : Berhubungan dengan teman sebaya yang
menggunakan obat-obatan memiliki kecenderungan yang besar juga
menggunakan obat-obatan. Tekanan negatif dari teman sebaya dapat menjadi
resiko tersendiri. Contoh anak yang sebenarnya berasal dari keluarga
baik-baik, mendapat nilai baik di sekolah dan tinggal di lingkungan yang
baik pula, namun akhirnya terperangkap mengkonsumsi narkoba karena
pengaruh temannya.
Berikut tips yang barangkali berguna bagi orang tua yang redaksi sarikan
dari buku Penanggulangan Terpadu Penyalahgunaan Narkoba Berbasis
Masyarakat di DKI Jakarta:
Berusahalah tenang. Kendalikan emosi, marah, tersinmggung atau rasa bersalah tidak ada gunanya.
Jangan tunda masalah. Hadapilah kenyataan itu. Adakan dialog terbuka
dengan anak dengan sikap tenang. Kemukakan apa yang Anda ketahui, tidak
dengan cara menuduh. Jangan pada saat ia masih berada dalam pengaruh
Narkoba.
Dengarkan anak dan beri dorongan nonverbal kepadanya. Dialog dengan anak
merupakan kunci pemecahan masalah. Jangan rendahkan harga dirinya.
Buatlah agar ia merasa aman dan nyaman berbicara dengan Anda.
Jika ia mau mengakui hal itu, hargailah kejujurannya. Anda pun perlu bersyukur karena dapat menciptakan keterbukaan itu.
Jujur terhadap diri sendiri. Beri contoh sikap jujur dan terbuka. Mau
mengakui kelemahan dan kesalahan sendiri. Jangan membela diri atau
merasa diri benar. Saling memaafkan untuk kesalahan sikap, kata-kata
atau perbuatan di masa lalu yang menyakitkan orang lain.
Jika perlu minta bantuan pihak ketiga , jika sulit mengendalikan emosi,
minta bantuan pihak ketiga yang dapat melakukan pendekatan yang lebih
baik.
Tingkatkan hubungan dalam keluarga teliti hubungan dengan anak/anggota
keluarga lain. Selesaikan konflik pribadi yang ada. Rencanakan rekreasi
dengan anak atau anggota kelurga lain.
Bangun kehidupan berdisiplin, untuk menjauhkan anak dari lingkungan di mana Narkoba digunakan.
Cari Pertolongan tenaga profesi, pusat pengobatan atau rehabilitasi.
Dengan atau tanpa seizin anak, berkonsultasilah kepada tenaga ahli.
Pendekatan kepada orangtua teman anak pemakai Narkoba, kunjungi orangtua
teman anak Anda yang menggunakan Narkoba pada waktu yang tepat.
Ungkapkan apa yang Anda ketahui dengan hati-hati dan bijaksana. Ajaklah
bekerjasama menghadapi masalah itu.
Lalu bagaimana caranya agar orangtua dapat mencegah penyalahgunaan Narkoba di rumah? Berikut Tipsnya:
1. Menjadi teladan atau role model dalam budaya anti-Narkoba, anti kekerasan dan disiplin diri:
Orangtua yang juga menyalahgunakan narkoba tidak memiliki wibawa terhadap anaknya untuk juga tidak menggunakannya.
Perlihatkan kemampuan orangtua untuk berkata tidak dan untuk meminta tolong jika perlu
Tidak menggunakan cara kekerasan (tindakan dan kata-kata) terhadap anak
dan orang lain. Hormati hak-hak asasi anak dan orang lain. Perlakukan
anak atau orang lain dengan adil dan bijaksana.
Hidup secara tertib dan teratur.
2. Membantu anak mengembangkan kemampuan menolak tekanan kelompok sebaya
untuk menggunakan Narkoba atau terlibat dalam kekerasan:
Beritahu anak mengenai haknya melakukan hak yang cocok bagi dirinya
didasari rasa tanggung jawab, sehingga jika ada teman yang memaksa atau
membujuk, ia berhak untuk menolaknya.
Bimbing anak mencari kawan sejati, yang tidak menjerumuskan dirinyaa dalam hal yang merugikan atau merusak.
Ajarkan anak menolak tawaran penyalahgunaan Narkoba.
Mengetahui jadwal kegiatan anak dan siapa kawan-kawannya.
3. Mendukung kegiatan anak yang sehat dan kreatif:
Mendukung kegiatan anak di sekolah, berolahraga, memiliki hobi, bermain
musik, dan lain-lain tanpa menuntut anak agar berprestasi atau menang.
Orangtua melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan anak. Anak sangat
menghargai saat-saat orangtua melibatkan diri dalam kegiatan mereka.
4. Membuat kesepakatan bersama tentang norma dan peraturan :
Anak ajar hidup yang teratur. Dorong anak belajar bertanggung jawab
dengan menetapkan aturan bagi perilaku atau kegiatannya sehari-hari.
Termasuk tidak menyalahgunakan Narkoba.
Tetapkan hal itu secara adil dan tuliskan peraturan-peraturan itu.
source:www.bnn.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar